International Mask Festival (IMF) 2025 kembali hadir sebagai salah satu agenda budaya paling bergengsi yang menempatkan Kota Surakarta sebagai pusat perhatian dunia seni pertunjukan. Mengusung tema “Awesome Mask”, festival ini diselenggarakan pada 14–15 November 2025 di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta, mulai pukul 19.00–23.00 WIB dan terbuka tanpa biaya masuk.

Acara press release dimulai dengan sambutan hangat dari perwakilan penyelenggara Semarak Budaya Indonesia dan Pemerintah Kota Surakarta, serta beberapa perwakilan artisan dari Bali dan Myanmar. Dalam sambutan tersebut disampaikan bahwa topeng, sebagai salah satu bentuk ekspresi seni tertua, bukan hanya merepresentasikan estetika budaya, tetapi juga menyimpan nilai kebijaksanaan, identitas, dan kekuatan lintas zaman. Melalui IMF 2025, Surakarta ingin memperkuat posisinya sebagai pusat pertunjukan budaya dunia.

IMF tahun ini menjadi ruang pertemuan besar antara seni tradisi dan inovasi kontemporer. Festival ini tidak hanya menghadirkan pertunjukan seni topeng dari berbagai daerah di Indonesia—mulai dari Surakarta, Banyumas, Jakarta, Yogyakarta, hingga Riau—tetapi juga partisipasi negara sahabat seperti Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, dan Myanmar.

Pertunjukan yang ditampilkan menggabungkan unsur tradisi, musik modern, hingga pengolahan artistik baru yang mencerminkan semangat kebersamaan dan keberagaman budaya.

Panggung utama IMF 2025 dibuka oleh Banda Neira, duo musik legendaris Indonesia, yang tampil secara eksklusif pada Jumat, 14 November 2025. Penampilan mereka menjadi simbol harmonisasi antara musik modern dan seni tradisi, membawa suasana festival menjadi hangat dan penuh refleksi.

Selain pertunjukan seni, IMF 2025 juga menghadirkan Konferensi Internasional Mask Organization (IMO) pada 15 November 2025 di Lantai 3 Gedung Sekretariat Bersama Kota Surakarta. Konferensi ini mempertemukan seniman, akademisi, dan praktisi seni topeng dari berbagai negara untuk mendiskusikan perkembangan seni pertunjukan kontemporer dan pelestarian tradisi topeng di era global.

Konferensi menghadirkan sejumlah narasumber dari dalam dan luar negeri, di antaranya:

  • Sri Waluyo, S.Sn., dalang wayang golek dan komposer
  • Prof. Dr. Mohd Kipli Abdul Rohman, Direktur Institut Seni Kreatif Nusantara (INSAN), UiTM Malaysia
  • Amandus Paul Panan, Koordinator Teater dan Tari Performing Arts Studies UiTM sekaligus anggota INSAN
  • Khin Mon Thu, pendiri DWM Dance Academy (Myanmar), penari, koreografer, dan pendidik

IMF 2025 juga menggelar bazar kuliner dan kriya, yang melibatkan UMKM lokal sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi kreatif. Pengunjung dapat menikmati ragam makanan tradisional, karya seni, dan produk budaya yang merepresentasikan kekayaan Nusantara.

Festival ini merupakan sinergi antara Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Surakarta, Semarak Candrakirana Art Center, serta jaringan media partner nasional. Kerja sama ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor untuk memajukan sebagai Kota Budaya Dunia.

Sebagai pembuka acara, International Mask Festival 2025 diresmikan secara simbolis melalui prosesi doa bersama yang dipimpin oleh tokoh budaya setempat. Doa ini menjadi harapan agar seluruh rangkaian festival membawa manfaat bagi kebudayaan Indonesia dan mempererat hubungan antarbangsa.

Setelah peresmian, seluruh tamu undangan, peserta konferensi, dan seniman, menikmati jamuan makan bersama sebagai penutup rangkaian pembukaan. Momen ini mempererat hubungan antar budayawan dan menjadi penanda semangat kebersamaan yang diusung oleh IMF 2025.

Author

+ posts

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *

fourteen − 12 =