Taman Balekambang Solo merupakan salah satu ruang hijau legendaris yang telah menjadi bagian penting dari sejarah dan kehidupan masyarakat Solo. Terletak di Jalan Balekambang No.1, Manahan, Banjarsari, Solo, taman ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai warisan budaya yang penuh dengan cerita masa lalu.

Dibangun pada tahun 1921 oleh KGPAA Mangkunegara VII, Taman Balekambang awalnya ditujukan sebagai hadiah untuk kedua putrinya, yaitu GRAy Partini Husein Djayaningrat dan GRAy Partinah Sukanta. Nama “Balekambang” sendiri berasal dari konsep arsitektur tradisional Jawa, yaitu bale (bangunan) yang mengapung di atas air, mengacu pada adanya kolam besar yang menjadi pusat keindahan taman ini.

Taman ini terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu Partini Tuin dan Partinah Bosch. Partini Tuin lebih mengedepankan suasana taman air dengan kolam dan perahu kecil, sedangkan Partinah Bosch merupakan kawasan hutan kecil yang rindang dengan berbagai jenis pohon langka dan satwa jinak yang dibiarkan berkeliaran bebas. Suasana ini membuat Taman Balekambang menjadi tempat ideal untuk bersantai, piknik, atau sekadar menikmati udara segar.

Salah satu keunikan Taman Balekambang adalah keberadaan rusa-rusa jinak yang berkeliaran bebas di area taman. Pengunjung diperbolehkan untuk berinteraksi langsung dengan mereka, seperti memberi makan atau berfoto bersama, asalkan tetap menjaga ketertiban dan kenyamanan satwa. Selain rusa, kalian dapat berkeliling menikmati luasnya Balekambang menggunakan scooter atupun berkuda. Namun, untuk kedua hal tersebut dikenakan tarif tambahan ya~.

Sisi lain dari keindahan alamnya, Taman Balekambang juga sering menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara budaya, seni, dan hiburan. Mulai dari pementasan tari tradisional, konser musik, hingga festival kuliner, semua pernah digelar di area ini. Kehadiran berbagai event ini semakin menguatkan posisi Balekambang sebagai salah satu pusat kegiatan seni dan budaya di Solo. Menariknya lagi, saat ini Taman Balekambang menyuguhkan penampilan sendratari Candra Purnama Ramayana yang terselenggara setiap malam purnama. Agenda bulanan tersebut menampilkan sebuah pentas seni wayang orang yang menceritakan kisah “RAMAYANA”.

Bagi pecinta fotografi, Taman Balekambang menawarkan banyak sudut menarik dengan latar belakang pepohonan rindang, jembatan kayu, kolam, serta bangunan-bangunan tua bergaya kolonial yang eksotis. Tidak heran jika banyak sesi foto prewedding ataupun video kreatif yang mengambil tempat di sini.

Dari segi fasilitas, taman ini cukup lengkap. Tersedia area parkir luas, toilet umum, gazebo untuk bersantai, serta warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Pemerintah Kota Surakarta juga aktif melakukan revitalisasi agar taman ini tetap terawat dan nyaman dikunjungi, tanpa menghilangkan nilai sejarah yang dimilikinya.

Tiket masuknya pun sangat terjangkau, kalian cukup membayar Rp. 5000,00 / orang. Untuk tarif parkir kendaraan bermotor dikenakan Rp. 3000,00 bagi pengguna sepeda motor dan Rp. 5000,00 untuk mobil. Pembelian tiket hanya bisa dilakukan on the spot dan menggunakan Qris.

Mengunjungi Taman Balekambang Solo tidak hanya memberikan kesempatan untuk beristirahat dari hiruk-pikuk kota, tetapi juga menyentuh sisi historis dan budaya yang kental. Suasana asri dan damai di tengah kota membuat tempat ini cocok untuk semua kalangan, baik keluarga, pasangan muda, hingga wisatawan yang ingin mengenal Solo lebih dalam.

Dengan segala pesonanya, Taman Balekambang bukan sekadar taman biasa. Ia adalah simbol cinta, budaya, dan pelestarian alam yang tetap hidup di tengah modernitas. Menghabiskan waktu di sini seolah membawa kita pada perjalanan melintasi sejarah sekaligus menawarkan ketenangan jiwa.

Author

+ posts

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *

five × four =