Bagaimana bayangan Anda tentang sebuah kota masa depan yang dirancang dari gagasan anak-anak? School of Life Lebah Putih mewujudkannya pada hari Kamis, 9 Maret 2023 di halaman gedung Walikota Salatiga. Event yang bertajuk “Salatiga Tempo Depan” ini memberikan ruang yang sangat luas kepada anak-anak untuk menyuarakan isi hatinya tentang Salatiga dalam berbagai karya.

Gelaran karya ini merupakan hasil dari project tengah semester yang dikemas dalam Lebah Putih Fest. Event ini merupakan rangkaian Pesta Tengah Semester yang diawali dengan project kolaborasi bersama orang tua, magang, dan juga riset yang dikemas dalam berbagai tampilan.

Seperti kreasi “Sidaun” yang merupakan kreasi daun untuk negri, berhasil mencuri perhatian pengunjung yang terdiri atas siswa-siswi sekolah lain, orang tua, dan juga masyarakat umum. Bentuk kolaborasi orang tua dan anak ini diwujudkan dalam aneka karya berbahan dasar daun. Anak-anak juga mengenakan kostum berbahan daun, membuat hadirin larut dalam trashion show dan mengundang tepuk tangan meriah dari pengunjung. tak hanya itu, anak-anak TK Lebah Putih juga menebarkan semangat cinta Salatiga dengan membagikan bibit tanaman pada pengunjung yang hadir.

Tak hanya itu, pameran karya hasil kolaborasi siswa dan orangtua di booth kelas 1 dan 2 juga ramai dipadati pengunjung. Siswa-siswi Stratus (kelas 1) dan Alto Cumulus (kelas 2) memamerkan karya yang menjadi hasil kolaborasi keren anak dan orang tua. Karya ini diberi nama SITAPAK yang merupakan kependekan dari Aksi Nyata Berdampak, dimana setiap siswa menggali ide dari kesehariannya lalu dikembangkan menjadi produk maupun gerakan yang berdampak bagi lingkungan sekitar.

Kelas 3, 4, dan 5 atau Alto Stratus, Nimbo, dan Cirrus juga tak kalah keren. Masing-masing kelas membuka talkshow ala anak-anak dengan berbagai topik yang beragam. Topik yang dibahas berasal dari rasa ingin tahu siswa yang dikomunikasikan dengan belajar langsung pada para ahli, magang, dan juga terjun langsung pada bidang yang diminati. Setiap siswa diberi waktu untuk mempresentasikan projectnya, menerima apresiasi pengunjung, dan tak lupa menjawab pertanyaan dari para penonton.

Berbeda dari kelas lainnya, siswa-siswi Cirro (kelas 6) pun memanfaatkan momen Lebah Putih Fest #2 dengan membuka mini seminar bernama Gegayuhan Mawujud. Dalam Gegayuhan Mawujud ini, siswa-siswi Cirro memaparkan hasil risetnya lengkap dengan produk yang dihasilkan. Tak hanya itu, pengunjung juga dimudahkan dalam mempelajari hasil risetnya dengan men-scan kode barcode yang tersedia dalam setiap booth siswa. Konsep kafe yang diusung membuat setiap pengunjung dapat menikmati mini seminar berupa pemaparan riset siswa Cirro sambil menikmati berbagai olahan dan sajian yang bisa dibeli langsung di tempat. Produk-produk yang dijual juga dilengkapi dengan bussiness card dimana pengunjung yang berminat, dapat langsung menghubungi siswa-siswi Cirro jika menghendaki pesan dalam jumlah besar.

Kolaborasi menjadi salah satu kunci keberhasilan Lebah Putih Fest #2 kali ini. Mulai dari kolaborasi antara siswa-orangtua-kakak fasilitator, hingga kolaborasi dengan para ahli dibidangnya, termasuk kakak mahasiswa dari UKSW dan UIN Salatiga yang menjadi penilai di setiap kelasnya. Terselenggaranya Lebah Putih Fest #2 ini membawa semangat merdeka belajar sekaligus cita-cita Salatiga Tempo Depan, dimana 4C (critical thinking, creative, communication, and collaboration) diharapkan mampu menjadi jiwa masyarakat Salatiga dalam keseharian.

Semangat membangun Salatiga Tempo Depan!

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *