SEMARANG – Digebuk pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata babak belur, termasuk di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah. Usai pandemi berlalu, Pemkot Semarang pun terus menggeliatkan pariwisata dengan berbagai jurus jitu.
Sunyi, senyap, nyaris tak ada deru suara mesin. Sore itu, sebuah bus listrik milik Pemkot Semarang melaju membelah hujan yang tak henti-hentinya mengguyur. Green bus ramah lingkungan itu tengah mengantarkan rombongan wisatawan dari pisat kota menuju wilayah Kecamatan Gunung Pati, Kamis (2/3/2023).
Selama dua hari, Kamis (2/3/2023) dan Jumat (3/3/2023) bus yang sengaja diadakan untuk mendukung kemajuan pariwisata itu meliuk-liuk naik turun menyusuri jalan di Kecamatan Gunung Pati. Rombongan diajak berburu keeksotikan destinasi wisata alam yang ada.
Gua Kreo, Desa Wisata Kandri, Kampung Jawi hingga Waduk Jatibarang menjadi spot berburu panorama alam serta atmosfer pedesaan nan menawan. Destinasi andalan di wilayah Kecamatan Gunung Pati itu sempat babak belur dan terseok-seok ketika digebuk pandemi COVID-19.
“Bus listrik sengaja kita siapkan untuk mendukung pariwisata. Semarang kan juga smart city. Ke depan banyak strategi untuk meningkatkan pariwisiata,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kota Semarang, R. Wing Wiyarso PJ, S.sos, Msi saat ditemui di Kampung Jawi, Kamis (2/3/2023) malam.
Tak dapat dipungkiri, dalam sebuah destinasi wisata diperlukan beberapa faktor pendukung seperti atraksi, amenitas, aksesibilitas hingga infrastruktur pendukung. Green bus, merupakan salah satu pendukung wisata di Kota Semarang.
Strategi lain yang diciptakan oleh Pemkot Semarang adalah menjalin sinergitas dengan pihak lain. Fasilitas di setiap destinasi tak luput dari sasaran untuk terus diperbaiki demi memanjakan pengunjung.
“Kenapa bule suka Bali, karena suka wisata alam. Oleh karena itu kita fasilitasi wisata alam termasuk Desa Wisata Kandri. Kita fasilitasi agar lebih baik sebelum pandemi, kita bangkit lebih baik lagi. Kemudian kita jalin sinergitas, istilahnya empat pilar, yakni warga, pengusaha, pemerintah dan media,” sebutnya.
Media menjadi salah satu pilar penting dalam memajukan pariwisata. Oleh karena itu, Pemkot Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang kemudian mengajak para awak media untuk mengeksplor keindahan cuilan surga di Kecamatan Gunung Pati.
Untuk membuat betah para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Kota Semarang, Disbudpar Pemkot Semarang juga menerapkan jurus ‘Semarang Rumah Kita’. Di sini, warga ikut dilibatkan agar pengunjung bisa berlama-lama di Semarang.
“Wujudkan ‘Semarang Rumah Kita’ melalui sapta pesona. Jadi kita berikan rasa aman dan nyaman sehingga pengunjung merasa kangen. Semangat baru ini akan kita bangun,” tambahnya.
Perjalanan dua hari menjelajah beberapa obyek wisata andalan Gunung Pati terasa masih kurang. Rintik hujan di hari pertama tak menyurutkan semangat para awak media menikmati kawasan Gua Kreo dengan keunikan yang ada. Ratusan kawanan monyet yang melakukan atraksi panjat pinang menjadi suguhan yang tak dijumpai di tempat lain.
Salah satu pengunjung asal Purworejo, Eko Sutopo (38) mengaku baru pertama menyaksikan atraksi kawanan monyet memanjat untuk meraih berbagai hadiah yang sengaja digantung di puncak pinang. Ia merasa takjup dengan pemandangan unik yang belum pernah dijumpai.
“Baru kali ini ke sini. Seneng banget bisa lihat monyet manjat pinang, lucu dan seru,” ucapnya sembari tak henti-hentinya mengambil foto.
Semua pengunjung dari anak-anak hingga emak-emak dan bapak-bapak merasa terhibur dengan atraksi itu. Rombongan awak media yang menyambangi tempat itu juga tak kuasa menahan wajah girang. Mereka pun berebut membidik ‘peserta’ panjat pinang itu dengan kamera.
Pesona wisata alam di kawasan Kota Semarang memang tidak ada habisnya. Usai bercengkerama dengan kawanan monyet, belum lengkap rasanya jika pengunjung tak menginap di home stay yang ada di Desa Wisata Kandri. Keramahan tuan rumah, warga setempat serta suasana sejuk yang bersahabat membuat siapa saja betah berlama-lama.
Usai melepas lelah dengan bermalam di home stay, rombongan pewarta diajak membelah Waduk Jatibarang dengan menaiki kapal boat. Rimbunnya pepohonan di sekeliling waduk menambah panorama semakin sedap dipandang. Teriakan penumpang pun pecah ketika kapal boat bermanuver belok kanan dan kiri seolah nyaris terbalik. Tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, mereka pun mengabadikan foto serta video dengan berbagai pose ciamik di atas kapal.
“Seru banget, naik kapal boat sambil muter-muter gitu. Pemandangan sekitar juga bagus, besok kapan mau ke sini lagi,” ucap Marni yang sedari tadi berteriak takut bercampur senang.