Untuk pertama kalinya, Genpi Jawa Tengah mengadakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) bertajuk “SRAWUNG” (Sinergi-Kolaborasi-Aksi untuk Pariwisata Unggulan). Acara ini berlangsung pada 7-8 Desember 2034 di Desa Wisata Ngesrepbalong, Limbangan, Kendal, Jawa Tengah.
Rakorda diikuti oleh sekitar 40 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah, termasuk Kudus, Jepara, Demak, Kota Semarang, Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Surakarta, Wonogiri, Purworejo, Wonosobo, dan Pemalang.
Acara ini juga mengundang beberapa stakeholder penting, seperti Badan Otorita Borobudur, Disporapar Jawa Tengah, dan Disporapar Kendal. Direktur Destinasi BOB, Ibu Nesya Amelia, turut hadir dan memberikan pemaparan.
Hari pertama diisi dengan workshop kreatif tentang copywriting yang dibawakan oleh Nia Nurdiansyah, seorang blogger dan Indonesian Brand Activist. Malam harinya, acara dilanjutkan dengan rapat koordinasi daerah dan sesi berbagi seputar Genpi.
Di hari kedua, peserta diajak menjelajahi keindahan Curug Lawe Secepit di lereng Gunung Ungaran bagian Utara. Suasana yang masih alami dan asri membuat curug ini bak surga tersembunyi. Acara dilanjutkan dengan outbound dan permainan seru.
Dengan Rakorda ini, diharapkan Genpi Jateng bisa semakin mempererat tali persaudaraan antar anggota dan semangat dalam mempromosikan pariwisata Jawa Tengah. Diharapkan juga Genpi Jateng bisa menghasilkan program-program kreatif dan inovatif yang berdampak positif bagi masyarakat luas, serta mempererat kolaborasi antar stakeholder.
Membangun Pariwisata Berkelanjutan: Pemaparan Badan Otorita Borobudur (BOB)
1. Pariwisata Berkelanjutan dan Berkualitas
BOB menekankan pentingnya pariwisata yang berkelanjutan, yang memperhatikan keseimbangan sosial, budaya, ekonomi, dan ekosistem:
- Sosial: Pariwisata harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal.
- Budaya: Tradisi dan warisan budaya harus dilestarikan.
- Ekonomi: Pariwisata diharapkan menjadi penggerak ekonomi lokal.
- Ekosistem: Perlindungan lingkungan dan sumber daya alam menjadi prioritas.
2. Permasalahan Pariwisata Saat Ini
BOB mengidentifikasi beberapa tantangan utama:
- Batasan Kapasitas dan Penataan: Overcapacity di destinasi wisata merusak situs warisan dan terumbu karang.
- Masalah Sampah: Sampah dari wisatawan mengancam lingkungan.
- Konflik SDM: Perubahan pola pikir masyarakat lokal memicu ketidakseimbangan.
- Perubahan Sosial: Pariwisata memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat lokal.
3. Solusi Melalui Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
BOB mengajukan solusi konkret:
- Fokus pada Penataan dan Pengelolaan: Destinasi harus menjaga keseimbangan antara daya dukung lingkungan dan kenyamanan wisatawan.
- Kampanye Kesadaran: Edukasi dan kampanye untuk melindungi ekosistem.
- Kolaborasi Semua Pihak: Pelibatan pemerintah, pelaku usaha, komunitas lokal, dan wisatawan.
BOB berharap pariwisata bisa menjadi sumber ekonomi dan pelestarian budaya serta lingkungan. Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Membangun Pariwisata Inovatif dan Relevan di Jawa Tengah
- Penyelarasan Visi dan Misi: Pemerintah, komunitas, dan pelaku industri harus bersinergi memperkuat identitas Jawa Tengah sebagai destinasi unggulan.
- Strategi Baru untuk Wisatawan: Fokus pada integrasi teknologi dan wisata berbasis pengalaman untuk milenial dan Gen Z.
- Program Berdaya Guna: Peningkatan keterampilan pelaku wisata dan dukungan UMKM lokal menjadi prioritas.
- Inovasi Pariwisata: Mengembangkan event budaya modern dan platform digital untuk kemudahan wisatawan.
- Sambut Libur dengan Optimisme: Langkah mitigasi bencana dan semangat positif untuk menyambut libur akhir tahun.
Dengan kolaborasi dan inovasi, pariwisata Jawa Tengah diharapkan tetap relevan, inklusif, dan berkelanjutan, menjadikannya destinasi unggulan Indonesia.