Semarang, 4 Mei 2025 – Semarang Night Carnival (SNC) 2025 kembali digelar meriah dan berhasil mengambil perhatian ribuan warga. Tahun ini, perhelatan budaya tahunan itu mengusung tema “Perisai Nusantara” untuk memperingati Hari Jadi Kota Semarang ke-478. Sejak sore hari, kawasan Kota Lama mulai dipadati masyarakat yang antusias menanti jalannya parade malam penuh warna ini. Rute karnaval tahun ini dimulai dari Titik Nol Kilometer Kota Lama Semarang, dan berakhir di halaman Balaikota Semarang—sebuah lintasan yang menjadi panggung besar bagi kreativitas dan semangat kebudayaan.

Kemeriahan dimulai dengan Tarian Rampak Harmoni Semarang, yang menjadi pembuka penuh semangat. Beberapa penari menampilkan koreografi dinamis yang menggabungkan unsur tradisional dan modern, menggambarkan harmoni kehidupan masyarakat Semarang yang beragam. Suasana semakin hidup saat Drum Corps Cendrawasih dari Akademi Kepolisian tampil penuh energi. Iringan musik marching band yang ritmis dan formasi barisan yang rapi langsung membangkitkan antusiasme penonton di sepanjang jalan.

Puncak utama dari karnaval ini adalah Parade Kostum Budaya Nusantara. Parade ini terbagi ke dalam empat defile tematik: Penjor, Merak, Anggrek dan Cendrawasih, masing-masing membawa cerita visual yang kuat. Defile Penjor menampilkan keindahan ornamen khas Bali yang tinggi nilai filosofinya. Merak hadir memukau dengan sayap dan warna-warna mencolok yang melambangkan kemegahan dan keindahan. Defile Anggrek menampilkan kelembutan, keanggunan, dan pesona khas Indonesia melalui kostum floral yang indah. Dan defile Cendrawasih, seperti namanya, tampil menawan dengan busana bercorak burung surga dari Papua, penuh warna dan detail, membuat decak kagum semua mata yang melihat. Kreativitas peserta dan koreografi jalanan membuat setiap sudut kota berubah menjadi panggung seni berjalan.

Kemeriahan tidak berhenti di parade. Tahun ini, SNC juga menghadirkan kejutan menyenangkan dalam bentuk “Soto Vaganza”—sebuah program spesial yang membagikan 4.478 porsi soto gratis untuk masyarakat. Angka ini bukan tanpa makna: 4.478 porsi sebagai simbol ulang tahun ke-478 Kota Semarang. Yang membuatnya istimewa, soto yang dibagikan bukan soto biasa, melainkan berasal dari 5 warung soto legendaris Semarang: Soto Bangkong, Soto Pak Darno, Soto Neon, Soto Pak Ra’an, dan Soto Mas Bode. Ribuan warga rela mengantre panjang demi menikmati semangkuk soto hangat. Momen ini menjadi gambaran nyata bahwa kuliner adalah bagian penting dari budaya dan identitas kota.

Malam karnaval juga dihadiri langsung oleh Wali Kota Semarang, Ibu Agustina Wilujeng Pramestuti dan Wakil Wali Kota, Bapak Iswar Aminuddin. Keduanya terlihat menyapa dan berinteraksi langsung dengan warga, menunjukkan kedekatan antara pemerintah dan masyarakat. Turut hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Bapak R Wing Wiyarso Poespojoedho, yang ikut membaur dan menikmati rangkaian acara.

Cuaca malam itu sempat berubah drastis, hujan turun cukup deras di pertengahan acara.

Banyak warga yang bertahan dengan jas hujan, ada pula yang berteduh sebentar dan kembali setelah hujan mereda. Tak sedikit yang justru menikmati momen hujan sebagai bagian dari romantika malam karnaval. Hujan tidak menyurutkan antusiasme, malah menambah cerita yang tak terlupakan. Semangat warga yang tak goyah meski cuaca tidak bersahabat menjadi bukti bahwa SNC telah menjadi bagian dari jantung perayaan warga Semarang.

Puncak acara berlangsung di halaman Balaikota Semarang, di mana ribuan warga berkumpul untuk menonton penampilan spesial dari Ndarboy Genk, grup musik lokal yang dikenal dengan energi tinggi dan lirik-lirik khas Semarang. Suasana berubah menjadi konser terbuka, di mana warga bernyanyi dan menari bersama. Penampilan mereka yang enerjik dan penuh semangat sukses menutup malam spektakuler ini dengan meriah, menciptakan suasana hangat dan penuh suka cita di antara warga.

Semarang Night Carnival 2025 bukan hanya perayaan ulang tahun kota, tetapi juga bentuk nyata cinta pada budaya, kuliner, dan semangat kebersamaan yang tak lekang oleh waktu. Malam itu, Semarang benar-benar bersinar sebagai kota yang hidup, inklusif, dan membanggakan.

Author

+ posts

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *

one × 2 =