Festival Balon Udara Tradisional Wonosobo kembali digelar secara meriah setelah sebelumnya libur selama 2 tahun karena pandemi Covid-19. Yang mana festival balon udara ini biasanya diselenggarakan setiap setahun sekali tepatnya setelah hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat Wonosobo menerbangkan balon udara tradisional pada pagi hari mulai pukul 06.00-08.00 wib, hal ini sebagai rasa wujud kegembiraan akan datangnya hari raya idul fitri.

Tradisi Menerbangkan Balon Udara Tradisional

Sebenarnya tradisi menerbangkan balon udara tradisional ini sudah ada sejak lama di Wonosobo dan beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Temanggung dan Magelang yang biasanya dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri mulai H+1 hingga H+7 Hari Raya Idul Fitri, bahkan tradisi menerbangkan balon udara tradisional ini sudah turun temurun.

Dahulu setiap kelompok pemuda satu RT hingga satu dusun membuat satu balon udara yang terbuat dari kertas dan agar bisa terbang menggunakan asap, jadi mulai dari pembuatan hingga menerbangkan masih menggunakan cara tradisional lalu diterbangkan secara liar di kampungnya.

Sayangnya tradisi menerbangkan balon udara tradisional secara liar ini membahayakan penerbangan pesawat dan juga bisa menyebabkan kebakaran rumah dan hutan jika balon jatuh di rumah atau pohon. Bayangkan saja di Wonosobo ada banyak sekali balon udara yang terbang secara liar hingga terbang jauh setiap Hari Raya Idul  Fitri, pasti hal ini bisa membuat bahaya.

Hal ini membuat banyak pilot yang merasa terganggu dan membahayakan penerbangan. Akhirnya Kementerian Perhubungan mengeluarkan peraturan No.48/2018 tentang Penggunaan Balon Udara Pada Kegiatan Budaya Masyarakat. Pada pasal 5 ayat (1) dalam Permenhub No.48/2018 disebutkan bahwa warna balon udara yang ditambatkan harus memakai warna yang mencolok. Lalu pada ayat (2) disampaikan bahwa ukuran balon udara dibatasi maksimum 4 meter untuk garis tengah dengan tinggi maksimum 7 meter pada saat terisi angin penuh.

Memang sebuah tradisi kalau dilarang pasti tetap masih ada yang melanggar meskipun sudah ada hukuman bagi yang melanggar. Salah satu solusi terbaik yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dan Airnav Indonesia yaitu dengan menggelar festival balon udara tradisional dengan cara mengikatnya supaya tidak terbang jauh dan ketinggian maksimal 30 meter. Dengan adanya festival balon udara tradisional di beberapa desa ini harapannya penerbangan balon udara tradisional bisa terpantau dan masyarakat tidak lagi menerbangkan balon udara secara ilegal, dan pastinya juga masyarakat lebih sadar akan pentingnya keselamatan dan tradisi pun tetap berjalan.

Lokasi Festival Balon Udara Tradisional Wonosobo

Festival Balon Udara Tradisional di Wonosobo ini diselenggarakan di beberapa tempat yang berbeda, diantaranya  yaitu di Lapangan Desa Kembaran Kecamatan Kalikajar, di Lapangan Desa Kecamatan Kertek, Lapangan Desa Karangluhur Kecamatan Kertek dan di Lapangan SMK Muhi Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah.

Salah satu yang membedakan festival balon udara tradisional di Wonosobo dengan di daerah lain yaitu di Kabupaten Wonosobo mempunyai pemandangan yang sangat indah. Karena Kabupaten Wonosobo dikelilingi beberapa gunung indah seperti Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Selain itu hamparan sawah dan perbukitan yang hijau juga menambah pemandangan semakin istimewa.

View yang disuguhkan di festival balon udara tradisional di Wonosobo ini membuat para wisatawan takjub karena serasa seperti di luar negeri. Puluhan balon dengan beraneka ragam motif dan warna menghiasi langit Wonosobo dengan berpadu panorama alam Wonosobo yang memesona membuat festival balon udara tradisional di Wonosobo ini semakin istimewa.

Meriahnya Festival Balon Udara Tradisional Wonosobo 2022

Udara pagi khas pegunungan yang sejuk dengan view gunung yang cantik membuat serasa di Cappadocia Turki. Festival Balon Udara Wonosobo 2022 di Desa Kembaran ini sangat meriah, karena diikuti sekitar 64 kelompok dan dihadiri ribuan penonton.

Kemeriahan festival balon udara tradisional ini mungkin karena efek 2 tahun tidak ada festival balon udara, jadi masyarakat sangat rindu dengan festival balon udara tradisional ini. Selain itu juga waktu itu ternyata hari terakhir atau acara puncak festival balon udara tradisional di Desa Kembaran, jadi sudah berlangsung beberapa hari.

Moment langka festival balon udara tradisional ini membuat banyak fotografer dari berbagai daerah berdatangan untuk mendapatkan hasil foto yang terbaik. Selain itu di acara ini juga banyak penjual makanan, minuman, jajanan dan mainan dan panitia juga menyiapkan berbagai macam doorprize untuk penonton sehingga semakin meriah.

Nah buat kalian yang penasaran seperti apa kemeriahan festival balon udara tradisional Wonosobo, tunggu sampai lebaran tahun depan ya dan jangan lupa pantau terus instagramnya @disparbudwonosobo @balonwonosobo atau @balonbrotherhood.

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *