Sabtu pagi yang bersahaja menjadi awal dari langkah baru GenPI Salatiga. Dalam plesiran keduanya, kami memilih rute yang tak biasa: bukan tempat wisata ramai, tetapi jalan-jalan sederhana yang penuh cerita dan rasa.

Kegiatan dimulai dari jelajah Pasar Raya Salatiga. Di tengah hiruk-pikuk pagi, kami menyusuri lorong pasar, melihat langsung aktivitas para pedagang, dan ngobrol ringan soal keseharian mereka. Tak hanya melihat-lihat, kami juga mencicipi kuliner khas pasar.

Salah satu yang jadi highlight adalah sate kronyos, yang lokasinya ada di lantai 2 Pasar Raya, dekat los daging. Sate ini terbuat dari lemak sapi, teksturnya kenyal dan gurih, yaap! banyak dari kami baru pertama kali coba, dan ternyata enak juga.

Masih di lantai yang sama, kami mampir ke lapak gula kacang Mak Mi, tak jauh dari musholla pasar. Di sana kami diajak melihat proses pembuatan gula kacang secara langsung. Bahan-bahannya sederhana, tapi rasanya khas dan legit. Beberapa dari kami juga sempat ikut mencoba membentuk adonan gula kacang. Seru dan jadi pengalaman baru!

Setelah dari pasar, perjalanan dilanjutkan dengan aktivitas “gang-gang-an”, menyusuri gang kecil dan sudut-sudut Salatiga yang jarang tersorot tapi punya daya tarik tersendiri. Di sana kami ngobrol, foto-foto, dan makin akrab satu sama lain.

Kegiatan ini jadi pengingat bahwa hal-hal menarik bisa kita temukan di tempat yang dekat. Nggak perlu jauh-jauh untuk menikmati wisata yang seru dan bermakna. Kadang, yang kita cari bukan tempat baru, tapi cara baru untuk melihatnya—dengan mata yang lebih terbuka, dan hati yang mau diajak merasa. Karena sejauh-jauhnya langkah pergi, pulang selalu punya cerita yang tak kalah indah.

Author

+ posts

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *

11 + nineteen =