Sebelas penampil dari dalam dan luar negeri meriahkan hari pertama International Mask Festival (IMF) 2023. Festival tari topeng bertaraf internasional ini dibuka dengan seremonial pemukulan kenong di nDalem Djojokoesoeman, Surakarta, pada Jumat (17/11/2023) malam.

Delegasi penampil yang menyapa panggung IMF 2023 pada hari pertama berasal dari Kota
Surakarta, NTB, Tenggarong, Cirebon, Palopo, Banjarmasin, Lumajang, Taiwan, Korea Selatan,
dan Kamboja.

Mimi Zulaikha, S.S., Chief Executive IMF 2023, menyampaikan komitmen IMF untuk topeng
Indonesia di kancah global dalam sambutannya.
“Selama sepuluh tahun ini, IMF menjalankan komitmen untuk terus memperkenalkan,
mempromosikan, mengembangkan topeng Indonesia yang merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia di kancah global.  MF juga telah menjadi panggung pemersatu keanekaragaman kebudayaan daerah, bangsa, negara, dan masyarakat melalui topeng.”
Mimi juga menyebutkan rangkaian acara IMF 2023 tak hanya pertunjukkan seni topeng
Menawan Tari Topeng, melainkan juga adanya Konferensi Nasional Indonesia Mask Organization (IMO), Pameran Topeng, dan Lomba Mewarnai Topeng.

“Besar harapan kami IMF akan terus berkembang dan menjadi festival kebanggaan Kota Solo
dan Indonesia,” tambah Mimi.

Kim Ikmo selaku Manager of Festival Content of Andong City South Korea turut menyampaikan
harapannya dalam hal pertukaran budaya antarnegara atas terselenggaranya IMF 2023.
“Celebrating the Korea and Indonesia 60 years of diplomatic relations, we hope that today’s
event will lead to various culture exchanges between the two organizations, cities, and even countries ujar kim.

Semarak Candrakirana Art Center, Surakarta, membuka rangkaian pertunjukkan topeng di hari
pertama dengan karya bertajuk “Kridaning Sekartaji”. Karya ini merupakan penggambaran Dewi Sekartaji yang dimulai saat menerima Golek Kencana. Dewi Sekartaji berubah wujud dua kali
sebagai Panji Semirang dan Gambuh Warga Asmara.

Penampilan selanjutnya datang dari Chinese Youth Goodwill Association, Taiwan, dengan tarian berjudul “Goddess Mask Parade”. Tarian ini berakar dari mitologi Daois setempat dengan dewi bertopeng yang menggambarkan kebahagiaan wanita dalam memberkati dunia sipil.

Korea Selatan turut menyuguhkan pertunjukkan menarik dengan sajian tari “Mask Play Troupe”
yang dibawakan oleh Andong Mask Play Troupe. Tiga penari bertopeng menyuguhkan representasi pertunjukkan K-Pop dengan atribut topeng serta kipas dengan iringan musik artistik yang bernuansa kebahagiaan.

 

Selanjutnya, IAHN Gde Pudja Mataram dari Nusa Tenggara Barat ikut menyumbang kemeriahan
dalam panggung IMF 2023 dengan “Tari Topeng Begang”. Karya tersebut menceritakan komunitas yang awalnya makmur, tetapi kemudian mengalami dampak dari perwakilan rakyat
yang terpilih.

Kota Tenggarong juga tak ketinggalan unjuk diri dalam “Tari Wiroen” yang dibawakan Yayasan
Sangkoh Piatu. Tari Wiroen menceritakan kekuatan cinta antara Panji Asmoro Bangun dan
Galuh Candra Kirana, dengan penyamaran Panji sebagai Wiroen.

Delegasi luar negeri lainnya, yakni dari Kamboja yang diwakili oleh Lakhaon Khaol youth of
Cambodia, tampil pada urutan keenam dengan “Cham-Baing TuPi”. Karya tersebut merupakan
bagian dari cerita Ramayana tentang kerbau jantan bernama TuPi yang sangat kuat dan bertarung melawan raja monyet.

Rangkaian pertunjukkan topeng dilanjutkan dengan penampilan dari Sanggar Seni Panji Asmara, Cirebon, dengan “Tari Topeng Putih Tumenggung Magang Diraja”. Para penari mengilustrasikan kehidupan manusia di dunia yang menggambarkan seseorang yang dikenal sebab tegas, patuh, dan sifat-sifat yang dipercaya.

Seniman asal Palopo, Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam Sugi Performing Arts
menyambung daftar panjang sajian tari topeng pada hari pertama dengan tarian “Doddo Ri
Abbaratanna Datue”. Emosi kesedihan dan duka dalam pemakaman raja Luwu digambarkan oleh
penari dalam tariannya.

Kota Banjarmasin pun turut hadir dengan “Tari Kuasa Atas Kuasa” yang disajikan oleh Sanggar
Seni nuansa Binaan Disbudporapar Kota Banjarmasin. Karya ini menggambarkan kelebihan kekuatan yang diberdayakan untuk mendominasi dan mencapai tingkat yang lebih tinggi:

kekuatan Yang Maha Kuasa.
Yayasan Sanggar Budaya Pakdhe dari Lumajang kemudian menyusul dengan “Tari Topeng
Kaliwungu” yang merupakan tari tradisional dari desa di Kaliwungu, Lumajang. Penonton
disuguhkan dengan tarian yang dikombinasikan dengan Jaran Slining Dance yang merupakan
karya seni yang menonjol di Lumajang.


Sanggar Sarwi Retno Budoyo, Surakarta, kemudian menjadi pamungkas rangkaian pertunjukkan topeng di hari pertama. Tampil dengan tajuk karya “Candabirawa”, tarian ini merepresentasikan perwujudan kekuatan yang lahir dari balas dendam dan kebencian. Rangkaian kegiatan IMF 2023 masih tersisa satu hari. Selain dapat disaksikan secara langsung dan gratis di nDalem Dojokoesoeman Surakarta, acara ini juga dapat ditonton di kanal YouTube

International Mask Festival dan Pariwisata Solo. Penampil dalam pertunjukkan topeng selama
dua hari diketahui berasal dari Surakarta, NTB, Tenggarong, Cirebon, Kutai Kartanegara,
Palopo, Banjarmasin, Lumajang, Yogyakarta, Jakarta, Pati, Kalimantan Tengah, Palangka Raya, dan Karanganyar, Ekuador, Kamboja, Malaysia, Korea Selatan, dan Taiwan.

Penulis: Chandra Mesindo (Member GenPI Surakarta)

Leave a Reply

Your email Alamat will not be published. Required fields are marked *