SURAKARTA (18/11/2023) – Pada pergelaran kesepuluh International Mask Festival, IMF
2023 bersinergi dengan Indonesia Mask Organization (IMO) menggelar Konferensi Nasional Indonesia Mask Organization (IMO).
Konferensi nasional ini mendatangkan seniman dari dalam dan luar negeri sebagai narasumber serta diikuti oleh peserta dari berbagai daerah.
Acara tersebut dilangsungkan pada Sabtu, (18/11/2023) pagi di nDalem Djojokoesoeman,
Surakarta.
Selaras dengan tema besar IMF 2023, konferensi ini mengusung tema “The Power of Mask”
yang merangkum kekuatan estetika, visual, dan emosional dari seni topeng dalam mempengaruhi dan mewarnai kehidupan manusia. Topeng sebagai bagian penting dari
warisan budaya di seluruh dunia telah dikenal dengan kekayaan dan keindahannya.
Seni topeng bukan hanya sekadar bentuk seni visual, tetapi juga mengandung makna mendalam, kreativitas, dan ekspresi budaya yang memukau. Konferensi Nasional IMO 2023 menghadirkan para ahli dalam seni topeng yang mengulas berbagai aspek seni topeng, mulai dari nilai estetika hingga pengaruhnya dalam memperkaya budaya. Hadir tiga narasumber dalam konferensi ini, yakni Mr. Chanborey Soy, Matheus Wasi Bantolo, dan H. Raden Mohammed Ronny, S.E., M.Si.
Mr. Chanborey Soy, Artistic Assistant Director of Lakhaon Khaol Youth of Cambodia &
Dancer, menjadi pembicara pertama dalam Konferensi Nasional IMO 2023. Ia
memperkenalkan tentang Lakhaon Khaol Youth of Cambodia yang didirikan sejak tahun
2016 dan berkembang dalam bidang seni kerajinan tangan, musik dan teater, seni lukis untuk anak, seni fotografi, dan cabang seni lainnya.
Seorang koreografer, seniman, dan juga dosen, Matheus Wasi Bantolo, turut berbagi materi
dengan judul “Embodied Mask: The Body Journey of Topeng Dancer”. Dalam paparannya, Ia
menekankan tentang representasi tubuh topeng dan topeng tubuh yang memiliki nilai artistik
dan estetik untuk merujuk pada kebaikan manusia.
H. Raden Mohammed Ronny, S.E., M.Si. yang merupakan Koordinator Musik dan Koreografer Tari dari Yayasan Songkoh Piatu, menjadi narasumber terakhir dalam konferensi
ini. Ronny mengulas tentang pengaruh budaya Jawa masuk ke Kutai dan konsistensi seni
topeng di Kutai yang masih eksis hingga sekarang.
Acara ini diikuti oleh peserta dari Soloraya dan sekitarnya serta berbagai daerah di Indonesia,
dan tak ketinggalan para delegasi penampil IMF 2023 dari dalam negeri maupun mancanegara.
Selain menjadi kesempatan berharga untuk mengeksplorasi, memahami, dan merayakan kekayaan seni topeng dalam budaya masyarakat, peserta juga mendapat fasilitas berupa e-certificate sebagai pengakuan atas partisipasi dalam konferensi yang menjadi salah satu rangkaian IMF 2023 ini.
Penulis: Chandra Mesindo (Member GenPI Surakarta)