Sabtu(17/08), terletak di bawah kaki Gunung Merbabu, Desa Ploso RW 006 Randuacir Argomulyo Salatiga Jawa Tengah, menyimpan tradisi yang tidak hanya memelihara warisan budaya tetapi juga memperlihatkan komitmen terhadap lingkungan. Kenduri Pitulasan adalah perayaan wujud syukur atas kemerdekaan Indonesia dan sebagai simbol Guyub Rukun atau keharmonisan warga Ploso.
Kenduri Pitulasan: Makna dan Tradisi
“Acoro kenduri puniko salah satunggal tradisi minangka raos syukur wargo masyarakat dusun ploso dumateng Gusti ingkang Maha Kuoso kang sampun minaringi kamardikan dateng Indonesia “ Ucap Sutiman Warga Lokal Dusun Ploso. Kenduri Pitulasan merupakan upacara syukuran yang diikuti seluruh masyarakat desa dengan menikmati hidangan hasil tani untuk memberikan doa dan harapan terbaik bagi warga ploso serta merayakan kemerdekaan Indonesia yang ke-79, menegaskan rasa syukur dan cinta tanah air melalui tradisi.
Penerapan Prinsip Eco-Friendly
Tradisi Kenduri Pitulasan di Desa Ploso juga menunjukkan bagaimana perayaan budaya dapat mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Beberapa aspek dari penerapan eco-friendly dalam tradisi ini yakni Penggunaan Bahan Lokal dan Organik. Bahan makanan yang digunakan dalam Kenduri Pitulasan mayoritas berasal dari produk lokal ( Sayur Mayur “Kluban”) dan organik lainnya, seperti hasil pertanian dan peternakan lokal. Salah satunya yakni penggunaan Daun Pisang sebagai tempat makanan yang ramah lingkungan ini mengurangi jejak karbon dan mengurangi limbah plastik.
Edukasi dan Kesadaran Lingkungan
Selama perayaan, masyarakat diberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Diskusi dan kegiatan tentang praktik ramah lingkungan meningkatkan kesadaran komunitas tentang keberlanjutan.
Transportasi Berkelanjutan
Untuk mengurangi emisi dari transportasi, warga desa lebih memilih berjalan kaki atau menggunakan kendaraan bersama. Ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga.
Wujud Syukur Kemerdekaan dan Guyub Rukun
Perayaan ini mencerminkan semangat nasionalisme dan kebersamaan yang kuat di komunitas. Selain itu, Kenduri Pitulasan memperkuat Guyub Rukun, yaitu semangat keharmonisan dan gotong royong di antara warga desa. Melalui acara ini, warga Ploso menunjukkan solidaritas dan rasa persatuan yang mendalam, menjaga hubungan harmonis dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.
Komunitas Sosial Yang Berdampak
Tradisi Kenduri Pitulasan di Desa Ploso memperkuat ikatan sosial dan budaya sambil memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan penerapan prinsip eco-friendly, desa ini menjaga kelestarian lingkungan sambil meneruskan warisan budaya dan merayakan kemerdekaan. Keberhasilan mereka menunjukkan bahwa tradisi dan keberlanjutan dapat berjalan seiring, serta menunjukkan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya.
Kenduri Pitulasan di Desa Ploso adalah contoh tradisi budaya yang dapat terintegrasi dengan prinsip-prinsip eco-friendly dan memiliki dampak “sustainable” berkelanjutan. Dengan memanfaatkan bahan lokal, mengelola sampah secara efektif, dan mempromosikan kesadaran lingkungan melakui masyarakat, Anak Desa Ploso menunjukkan bahwa perayaan budaya dapat dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. Tradisi ini menjadi teladan bagi desa-desa lain untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan dalam perayaan mereka.